Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 09 Juni 2017

Tag:

TAJUK RENCANA


Dampak Radikalisme terhadap pancasila. 
Di tengah gejala menguatnya politik identitas, politik kebencian, tergerusnya persatuan dan kebinekaan, pemerintah me- ngampanyekan Pekan Pancasila. Acara yang berlangsung 29 Mei-4 Juni itu diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni. Peringatan kelahiran Pancasila berdasarkan pidato Ir Soekarno dalam Sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang membawa pesan futuristik dan imperatif. 
Pancasila merupakan titik temu kebinekaan Indonesia dengan nilai-nilai yang digali dari bumi pertiwi. Dalam sejarah kehadirannya, Pancasila berkali-kali mengalami turbulensi. Puluhan tahun dipolitisasi untuk kepentingan kekuasaan, setelah reformasi sayup-sayup terdengar dalam lingkaran perbincangan publik, bahkan nyaris dilupakan. Beberapa tahun kemudian, mulai disadari betapa Pancasila kaya dan sarat makna. 
Kehadiran berbagai lembaga pengkajian Pancasila, dan terbitnya buku-buku tentang Pancasila, menunjukkan masih ada gairah terus menghidupkan Pancasila. Dari sisi rumusan kata-kata dan kalimat, Pancasila dengan kelima silanya, sudah selesai. Namun, sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila menuntut pemaknaan baru yang aktual dan practicable. Jajak pendapat Litbang Kompas, 24-26 Mei 2017, menunjukkan 43,6 persen responden menjawab Pancasila adalah faktor perekat atau penyatu bangsa. Karena itu, nilai yang terkandung dalam kelima sila tidak cukup dirumuskan (norma normata), tetapi harus dikembangkan menjadi norma normans(norma yang hidup dan menjadi pola pikir). 
Kelima sila itu perlu menjadi etos kerja hidup berpemerintahan dan bernegara. Pancasila adalah fakta historis yang harus dihidupi. Dalam keadaan sehari-hari, eksistensi Pancasila kurang dijadikan perekat. Pancasila hanya dijadikan jargon politik, tidak menyatu dengan napas kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila belum menjadi ideologi yang bekerja. 
Dalam kondisi demikian, dengan mudah masuk ideologi yang berseberangan. Dan ketika semua serba terbuka dan mengglobal, berbagai ideologi menawarkan diri (dipaksakan) jadi rujukan, tanpa sengaja eksistensi ideologis Pancasila terancam. Eksistensi ideologis Pancasila semakin terancam juga di akibatkan tindakan – tindakan Radikalisme yang semakin meraja rela yang mengakibatkan warga sangat mudah mengabaikan peraturan yang ada, sehingga bermunculanlah tindakan – tindakan yang tidak bermoral dan adanya demo – demo untuk menentang radikalisme agar ideologis Pancasila tidak dilupakan.

About Aguz Hadi

BLOG ini dibuat dalam rangka Partisipasi PTI 4B dalam mengikuuti Lomba Majalah Dinding Digital yang diselenggarakan oleh HMJ Pendidikan Teknik Pendidikan Informatika

0 komentar:

Posting Komentar