Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 08 Juni 2017

Tag: ,

LAPUT - Makna Pendidikan Pancasila Melawan Radikalisme

<![endif]-->Radikalisme diartikan sebagai sikap atau paham yang secara ekstrim, revolusioner dan militan untuk memperjuangkan perubahan dari arus utama yang dianut masyarakat. Radikalisme tidak harus muncul dalam wujud yang berbau kekerasan fisik. Ideologi pemikiran, kampanye yang masif dan demonstrasi sikap yang berlawanan dan ingin mengubah mainstream dapat digolongkan sebagai sikap radikal.
Kenapa gerakan radikalisme ini muncul ? Banyak faktor yang melatar belakangi namun umumnya gerakan ini muncul sebagai akibat dari berbagai kepentingan politik seperti ketidakpuasan pada politik, keterpinggiran politik dan lainnya. Apapun alasannya gerakan radikalisme tetap tidak bisa dibiarkan tumbuh di Indonesia, terlebih lagi negara ini memiliki ideologi pancasila yang sudah disepakati sebagai dasar negara oleh semua pihak dari bergam latar belakang dalam rapat pengesahan Piagam Jakarta tahun 1945, dan setiap tahunnya bangsa ini selalu memperingati hari kelahiran pancasila yang dideklarasikan oleh Ir.Soekarno pada 1 Juni 1945.
Dengan berbagai fakta yang ada dapat diasumsikan bahwa seharusnya gerakan radikal ini tidak boleh lagi lahir di Indonesia, sudah seharusnya semua element bangsa bergerak merapatkan barisan menolak gerakan radikalisme tersebut. Sudah terbukti bahwa gerakan radikalisme hanya membawa kekacauan dan merusak stabilitas negara, tentu bangsa ini masih ingat bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan gerakan radikalisme saat dua orang asal Malaysia Dr. Azhari dan Noordin Mohammad Top menebar terror di Indonesia, mereka berkolaborasi dengan jaringan radikal yang ada di Nusantara untuk menciptakan berbagai terror yang membuat rakyat hidup dalam perasaan tidak tenang serta terror yang meraka ciptakan juga mengakibatkan banyak korban berjatuhan dan sempat membuat nama Indonesia tercoreng di dunia Internasional.
Radikalisme saat ini telah menjadi ancaman yang berbahaya bagi kesatuan dan kesejahteraan bangsa, terutama karena paham radikal itu berusaha mengoyak sejarah dan keagungan bangsa besar bernama Indonesia. Menanggapi hal ini, Akademisi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Bambang Widodo Umar menyatakan keprihatinannya. Namun ia yakin bahwa Indonesia sebenarnya memiliki senjata ampuh untuk melawan radikalisme, yakni Pancasila. Menurutnya Pancasila berisi penguatan terhadap pemahaman agama dan nasionalisme, sehingga alih-alih berbenturan, agama dan nasionalisme dapat bersinergi untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi. “Pancasila harus menjadi orientasi kehidupan yang bersifat komunal atau umum,” ungkapnya saat dihubungi tim Pusat Media Damai (PMD) Selasa, (01/03/16).
Prof Bambang juga menekankan pentingnya penerapan ideologi pancasila dalam setiap kurikulum pendidikan, sehingga bangsa kita tumbuh menjadi bangsa yang paham makna dan aplikasi Pancasila dalam laku sehari-hari. “Mata pelajaran atau mata kuliah harus sesuai dengan kepribadian bangsa. Para pendidik jangan mengambil begitu saja teori baru dari luar, yang tidak sesuai dengan Pancasila,” jelasnya. Ia menyadari bangsa ini sedang diserang oleh berbagai paham luar yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa, radikalisme dan terorisme merupakan sebagian dari serangan itu. Cara ampuh untuk melawan paham berbahaya itu menurutnya adalah dengan menguatkan pemahaman terhadap Pancasila dan agama.
Saat ini Pancasila adalah ideologi yang terbuka., dan sedang diuji daya tahannya terhadap gempuran, pengaruh dan ancaman ideologi-ideologi besar lainnya, seperti liberalisme (yang menjunjung kebebasan dan persaingan), sosialisme (yang menekankan harmoni), humanisme (yang menekankan kemanusiaan), nihilisme (yang menafikan nilai-nilai luhur yang mapan), maupun ideologi yang berdimensi keagamaan.
Pancasila, sebagai ideologi terbuka pada dasarnya memiliki nilai-nilai universal yang sama dengan ideologi lainnya, seperti keberadaban, penghormatan akan HAM, kesejahteraan, perdamaian dan keadilan. Dalam era globalisasi, romantisme kesamaan historis jaman lalu tidak lagi merupakan pengikat rasa kebersamaan yang kokoh. Kepentingan akan tujuan yang akan dicapai lebih kuat pengaruhnya daripada kesamaan latar kesejarahan. Karena itu, implementasi nilai-nilai Pancasila, agar tetap aktual menghadapi ancaman radikalisme, terorisme dan separatisme harus lebih ditekankan pada penyampaian tiga message berikut :      
A.    Negara ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dan kesetaraan, di mana di dalamnya tidak boleh ada yang merasa sebagai pemegang saham utama, atau warga kelas satu
B.      Aturan main dalam bernegara telah disepakati., dan Negara memiliki kedaulatan penuh untuk menertibkan anggota negaranya yang berusaha secara sistematis untuk merubah tatanan, dengan cara-cara yang melawan hokum
C.      Negara memberikan perlindungan, kesempatan, masa depan dan pengayoman seimbang untuk meraih tujuan nasional masyarakat adil dan makmur, sejahtera, aman, berkeadaban dan merdeka.
Nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI 1945 yang harus tetap diimplementasikan itu adalah :
A.     Kebangsaan dan persatuan
B.     Kemanusiaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia
C.     Ketuhanan dan toleransi
D.      Kejujuran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan
E.      Demokrasi dan kekeluargaan
Ketahanan Nasional merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan dan dibina secara terus menerus secara sinergis dan dinamis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan dan nasional yang bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional.
          Salah satu unsur ketahanan nasional adalah Ketahanan Ideologi. Ketahanan Ideologi perlu ditingkatkan dalam bentuk :
A.     Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif
B.     Aktualisasi, adaptasi dan relevansi ideologi Pancasila terhadap nilai-nilai baru
C.     Pengembangan dan penanaman nilai-nilai bhinneka tunggal ika dalam seluruh kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara
Menggalakkan propaganda anti radikalisme seharusnya menjadi salah satu agenda utama untuk memerangi gerakan radikalisme dari dalam kampus. Peran itu menjadi semakin penting karena organisasi mempunyai banyak jaringan dan pengikut sehingga akan memudahkan propaganda-propaganda kepada kader-kadernya. Jika ini dilaksanakan dengan konsisten, maka pelan tapi pasti gerakan radikalisme bisa dicegah tanpa harus menggunakan tindakan represif yang akan banyak memakan korban.







About Aguz Hadi

BLOG ini dibuat dalam rangka Partisipasi PTI 4B dalam mengikuuti Lomba Majalah Dinding Digital yang diselenggarakan oleh HMJ Pendidikan Teknik Pendidikan Informatika

0 komentar:

Posting Komentar